Secret Admirer
“Ku suka dirimu ku suka,
kuberlari sekuat tenaga. Ku suka selalu kusuka kuteriakkan ditengah angin.”
Lirik lagu yang sering ku nyayikan saat aku sedang memikirkan cowok berbadan
tinggi, tubuh bagai binaragawan, pintar main Badminton, pintar Biologi,
walaupun hitam tapi manis. Dia adalah salah satu dari empat puluh anak yang ada
dikelasku yang memiliki daya tarik tersendiri. Dia bernama Fadil.
Dia selalu melontarkan kata
“Selamat pagi cewek” pertama setelah
Ayah dan Bundaku. Walaupun kelihatanya sepele sih tapi bagiku istimewa pakek
banget, mungkin karena aku suka sama dia kalik ya …!! Siang itu saat jam kosong
seperti biasa dia adalah anak yang tak pernah bisa diam tangan nya mulai jail
entah mengikat tali sepatu temanya dengan bangku atau celah sabuk dengan
bangku. Tapi, mungkin itu cara dia mencari perhatian dari lawan jenisnya. Tak
ada angin tak ada hujan tiba-tiba saja tersambar petir, tak kuduga tiba-tiba
saja dia duduk disebelahku dan mencubit pipiku sambil berkata “ Bakpau manis”
kata yang sempat membuat ku jengkel tapi juga membuat jadi deg, degan. Bel pulang
berbunyi banyak siswa yang berhamburan keluar kelas, “Fadil menyuruhku menunggu
nya sebentar, memangnya ada perlu apa ?”
gerutuku dalam hati. Ternyata Fadil mengajak ku pulang bersama dia sekaligus
mau kerja kelompok dengan ku. “ Wow….. ! kesempatan emas nih, kamu gak perlu
tanyak aku pasti mau tauk sekelompok dengan kamu.” Batinku.
Kerja kelompok pun dimulai masih
ada setengah anak dari kelompok kami yang datang. Beberapa jam sudah ku tunggu
tak datang-datang jugak akhirnya hujan pun datang kami bermain hujan-hujan.
Begitu asyik nya saat-saat kita bermain. Fadil mendekatiku sambil mungucapkan “
Bakpau manis, yang paling manis, yang paling kusayang.” Perkataaan itu yang
membuatku diam seribu kata hanya bisa terdiam dan bertanya-tanya “Apa benar perkataanmu
tadi ?” Batinku.
Berjalan tiga hari aku kerja
kelompok dengan dia ada rasa cemburu, kenapa setiap kerja kelompok dia selalu
mendekati Fani, entah membicarakan apa saja. Sempat sangking panasnya aku saat Fadil
menggombali Fani, saat suasana hening “Hem, hem….. aduh keselek !” ucapku.
Fadil dan Fani menolehku dan tersenyum. “ Aku ambilin minum ya ?” tawar Fadil
yang membuatku semakin jengkel “Hiii…… Aku tuh lagi cemburu sama kamu peka dong………!!”
Gerutuku. Pulang kerja kelompok Fadil
membonceng Fani dengan mesranya membuatku jadi naik darah. Pagi hari seperti
biasa dia selalu melontarkan kata-kata manisnya kepadaku. Tapi aku mencoba
tidak membalasnya “Biar kamu tau aku cemburu sama kedekatan kamu kemarin siang.”.
Saat pelajaran Nana teman sebangku bilang bahwa Fadil memperhatikan ku . Saat ku toleh
ternyata benar makin deg, degan saja aku tapi aku harus memasang tampang marah
biar dia tau kalok aku cemburu. Bel Istirahat berbunyi Fadil mengajak ku
kebelakang kelas, sambil membawa bunga mawar merah. “ Kamu mau gak jadi
pacarku?“ ucap Fadil. Aku terdiam seribu kata tak tau mau ngmong apa, rasanya
bibir tak bisa ku gerakan, layaknya terbang kelangit ketujuh. “Gimana Sa, bagus
gak kata-kata ku. Aku latihan nih buat nantik nembak Fani. Aduh gak sabar nih….!”
. Serasa terbang dan dibanting keras dari langit ketujuh, betapa hancur
berkeping- keping hati ini. Tiga tahun sudah aku jadi SECRET ADMIRER mu tapi
inikah akhirnya kamu tidak mengetahui perasaanku dan ternyata kamu menyukai orang
lain. Tak terasa air mataku menetes “ Bagus kok dil, Selamat ya , semoga kamu
langgeng sama Fani” Aku langsung berlari bersama kenangan indah yang
terukir bersama Fadil. Biarkan aku tetap menjadi SECRET ADMIRER mu Fadil yang
tak pernah kau ketahui dan menjadi Bakpau Manis mu di setiap pagi.